Hi, apa kabar?, di kesempatan akan membawakan mengenai adro saham Waduh! Masih Pagi Saham ADRO-HRUM dkk Ambruk, Ada Apa nih? simak selengkapnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham pertambangan berangkal kobaran beranjak melemah atas dahulu perdagangan babak I Rabu (5/5/2021), karena investor merealisasikan keuntungannya di saham berangkal kobaran selepas kualitas berangkal kobaran referensi ditutup melemah atas perdagangan Selasa (4/5/2021) waktu setempat.
Simak mobilitas saham berangkal kobaran atas perdagangan babak I pukul 09:13 WIB hari ini.
Berdasarkan data dari RTI atas pukul 09:13 WIB, saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memangku posisi pertama pelemahan saham berangkal kobaran atas dahulu perdagangan babak I hari ini. Saham ADRO tenggalam 4,4% ke level Rp 1.195/unit atas pukul 09:13 WIB awal hari ini.
Data perdagangan mencatat nilai negosiasi saham BOSS awal ini menduga mengaras Rp 31 miliar dengan volume negosiasi yang diperdagangkan sebesar 26 juta lembar saham. Tercatat investor berbeda melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 2,9 miliar di pasar jamak atas awal hari ini.
Selanjutnya, di posisi kedua diduduki oleh saham PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) yang merosot 1,04% ke level Rp 95/unit atas dahulu perdagangan babak I awal hari ini.
Tercatat nilai negosiasi BOSS sudah mengaras Rp 47 juta dengan volume negosiasi yang diperdagangkan sebesar 495 ribu lembar saham. Pada dahulu perdagangan babak I hari ini, cuma investor di negeri yang bertransaksi di saham BOSS
Berikutnya di posisi ketiga terdapat saham berangkal kobaran PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang merosot 1,03% ke Rp 11.975/unit atas perdagangan awal hari ini.
Nilai negosiasi saham ITMG sudah mengaras Rp 544 juta dengan volume negosiasi yang diperdagangkan sebesar 45 ribu lembar saham. Asing tercatat membeli saham ITMG sebesar Rp 99 juta di pasar reguler.
Sedangkan pelemahan paling minor dibukukan oleh saham PT Indika Energy Tbk (INDY) yang melemah 0,35% ke posisi Rp 1.425/unit atas dahulu perdagangan babak I pukul 09:13 WIB.
Adapun nilai negosiasi INDY awal ini mengaras Rp 1 miliar dan volume negosiasi yang diperdagangkan mengaras 1 juta lembar saham. Asing juga melepaskan saham INDY di pasar jamak sebesar Rp 35 juta.
Ada pula saham tambang berangkal kobaran BUMN, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), minus 0,43% di posisi Rp 2.290/saham.
Saham berangkal kobaran awal ini terpantau ambruk karena kualitas berangkal kobaran referensi Newcastle ditutup melemah atas perdagangan Selasa (4/5/2021) waktu setempat, sehingga investor melepaskan saham berangkal kobaran atas awal hari ini.
Pada penutupan perdagangan kemarin, kualitas kontrak berangkal kobaran termal ICE Newcastle yang aktif diperdagangkan tersebut melemah 0,11% menjadi US$ 91,75/ton.
Harga kontrak berangkal hitam legam tersebut terkena aksi ambil untung, selepas sebelumnya mampu menguat sepanjang minggu lalu, dari level US$ 85,7/ton ke level US$ 91,85/ton atau kenaikan sekitar 7% di kurun waktu 5 hari perdagangan.
Di Indonesia, produksi berangkal kobaran dalam negeri atas kuartal I 2021 cuma mengaras 143,69 juta ton, turun 4,12% dibandingkan periode yang sama tahun arkian yang mengaras 149,88 juta ton.
Padahal dari sisi harga, Harga Batu Bara Acuan (HBA) atas dahulu tahun ini jauh lebih adiluhung dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, turunnya produksi berangkal kobaran di kuartal I 2021 dikarenakan faktor cuaca buruk. Seperti diketahui, curah hujan sangat adiluhung di dahulu tahun 2021 ini. Pada rata-rata Januari misalnya, menduga terjadi air besar di Provinsi Kalimantan Selatan yang banyak terdapat area pertambangan.
"Sebagian wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) juga banjir. Ini yang berpengaruh terhadap produksi berangkal bara," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa(04/05/2021).
Penurunan produksi di dahulu tahun menurutnya sudah menjadi gaya dari tahun ke tahun. Menurutnya, biasanya di kuartal I, faktor cuaca menjadi penghambat laju produksi berangkal bara.
"Jika membesuk gaya produksi, biasanya di kuartal I di tahun-tahun sebelumnya, babak produksi lebih rendah karena memang disebabkan oleh faktor cuaca," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, penurunan produksi tersebut mendorong menguatnya kualitas komoditas berangkal bara. Terlebih, lanjutnya, permintaan berangkal kobaran di kuartal I cukup tinggi.
"Pasokan dari Australia juga sempat terpengaruh akibat air besar di beberapa wilayah yang ada kelonggaran berangkal bara," ujarnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
Sekian pembahasan mengenai Waduh! Masih Pagi Saham ADRO-HRUM dkk Ambruk, Ada Apa nih? semoga info ini bermanfaat terima kasih
tulisan ini diposting pada label adro saham, adro saham fundamental, adro saham blue chip, , tanggal 12-07-2021, di kutip dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20210505094815-17-243278/waduh-masih-pagi-saham-adro-hrum-dkk-ambruk-ada-apa-nih